Pada Idul Adha 1443 H, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) atau yang biasa disebut Jakarta Islamic Centre (JIC) melaksanakan pemotongan hewan kurban, yang dilakukan pada hari tasyrik pertama (11 Dzulhijjah) atau hari Senin (11/7), dengan menggunakan pendekatan Hazard Analysis Control Point (HACCP).

“Karena penyembelihan hewan qurban, selain harus memenuhi standar kesehatan dan juga standar keamanan yang tidak kalah pentingnya juga sesuai dengan aturan-aturan syariat,” ujar Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ), Zulkifli Said.

”Hal ini penting, sebab bakteri atau kuman dapat tertular ke daging hewan kurban dari rambut, mulut tangan dan kaki para petugas pemotong hewan kurban. Sehingga dapat dipastikan pemotongan hewan kurban ini higienis,” sambungnya

Ia menambahkan, pemotongan hewan kurban dengan pendekatan HACCP sudah diselenggarakan oleh JIC sejak tahun 2010 sampai sekarang. HACCP yang diterjemahkan dengan analisa bahaya dan pengendalian titik kritis, merupakan suatu pendekatan ilmiah, rasional dan sistematik untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya selama produksi, processing, manufacturing, penyiapan dan penggunaan.

Sebagai informasi, terdapat 27 sapi dan 6 kambing yang tersedia di JIC sebagai hewan kurban. Satu di antaranya merupakan pemberian Presiden RI Joko Widodo, dengan berat 1 ton. Satu sapi lainnya merupakan pemberian Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, serta 21 ekor sapi dari Yayasan Tahfidz Suilaimaniyyah.

Selain itu, JIC juga menerima hewan kurban dari Wali Kota Jakarta Selatan, Kapolda Metro Jaya, Bogasari, JIC, dan enam kambing dari warga setempat.

Posted in Berita on 11 Jul, 2022