Adalah Marwah Khairunisa (7), yang merupakan korban kekerasan anak dan telah menjalani pengasuhan dan perawat di Panti Sosial Belaian Kasih (PSBG) Belaian Kasih, telah dipertemukan dengan keluarganya, Jumat (26/9/2025).
Pertemuan Marwah dengan keluarganya, merupakan inisiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA) RI, yang bekerja sama dengan Polri dan juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Fauzi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pemulihan dan reunifikasi Marwah dengan keluarganya.
“Karena kalau kita lihat kondisi Marwah saat pertama kali, sungguh memprihatinkan. Ini kerja sama luar biasa dari pihak kepolisian, khususnya Direktur PPA, Jenderal Nurul, yang mencoba menyusun puzzle yang terputus hingga akhirnya kita bisa mempertemukan Marwah dengan keluarganya. Ini anugerah yang luar biasa bagi kami karena menyatukan kembali sebuah keluarga yang terpisah,” ujar Arifah.
Arifah juga menjelaskan proses pendampingan intensif yang dilakukan selama Marwah berada di panti.
“Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas PPPA dan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk terus memantau keadaan Marwah dari hari ke hari. Awalnya berat badannya hanya 9 kilogram untuk usia 7 tahun, selain itu kondisi tubuhnya penuh bekas penganiayaan. Kami ucapkan terima kasih kepada Polri, Rumah Sakit Polri, Yayasan Budha Suci yang membiayai operasi Marwah, serta Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang membantu pengasuhan selama ini,” tambahnya.
Kepala PSBG Belaian Kasih, Susan Jasmine Zulkifli, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan berkelanjutan bagi Marwah.
“Sejak Marwah berada di panti, kami menyiapkan perawat khusus yang mendampinginya setiap hari. Kami melihat semangat hidup Marwah sangat tinggi. Kini, dengan kondisi yang jauh lebih sehat, kami bersama keluarga akan memastikan ia bisa melanjutkan sekolah dan tumbuh dengan baik,” ungkap Iqbal.
Sebelumnya, Marwah ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Ia menderita kelaparan, demam, luka bakar, lebam, serta luka terbuka di dagu akibat kekerasan yang alaminya. Setelah melalui rangkaian perawatan medis dan pengasuhan, kini Marwah dapat kembali berkumpul dengan keluarganya dalam kondisi yang lebih baik.