Curah hujan tinggi yang terjadi pada 27 Januari 2025 berdampak signifikan terhadap berbagai wilayah di Jakarta. Dinas Sosial DKI Jakarta bergerak cepat menyalurkan bantuan, baik itu berupa makanan siap saji hingga natura logistik.
"Data sementara yang dihimpun, menunjukkan bahwa bantuan telah didistribusikan ke beberapa lokasi terdampak banjir. Bantuan tersebut mencakup kebutuhan dasar seperti beras, mie instan, minyak goreng, serta perlengkapan kebersihan dan pakaian," ujar Ketua Sub Kelompok Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Dinsos DKI, Munasroh.
Distribusi ini dilakukan melalui Suku Dinas Sosial di masing-masing wilayah administratif, dengan fokus utama pada daerah-daerah yang mengalami dampak paling parah.
Di Jakarta Utara, bantuan diarahkan ke Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Semper Barat, dan Rorotan. Bantuan tersebut berupa beras, mi instan, kecap manis, matras, kidsware, family kit dan bantuan lainnya.
Sementara di Jakarta Timur, bantuan berupa ribuan paket makanan siap saji diarahkan ke tiga kelurahan, yakni Kelurahan Rawa Terate, Cakung Timur, Pulo Gebang, dan Kayu Putih.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, sekaligus Plt. Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Rizqon Hermawan, mengatakan hampir 5.000 paket makanan siap saji serta air mineral telah disalurkan untuk makan pagi dan siang untuk wilayah Jakarta Timur.
"Sejak dini hari, Dapur Umum di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timu telah siaga menyiapkan bantuan makanan siap saji yang diperuntukan bagi warga yang belum bisa beraktifitas karena banjir," ujarnya.
Sementara itu, di Jakarta Barat, distribusi bantuan serupa juga dilakukan ke berbagai kelurahan yang Kelurahan Duri Kosambi, Pegadungan, Tegal Alur, hingga Cengkareng.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto, dapur umum juga didirikan untuk memastikan kebutuhan pangan warga pengungsi tetap terpenuhi.
Untuk sementara, warga yang mengungsi tersebar di berbagai titik, termasuk rumah ibadah, kantor kelurahan, dan fasilitas umum lainnya. Di wilayah Cengkareng dan Kalideres, misalnya, warga mengungsi ke mushola serta RPTRA, sementara di Rorotan, pengungsi menempati depo kontainer dan masjid.